BUPATI GARUT
SAMBANGI PADEPOKAN SILAT PANGLIPUR
Garut,
Tak bisa
dipungkiri pencak silat merupakan salah satu tradisi asli Indonesia yang kini
sudah mendunia. Silat dikenal masyarakat sebagai seni beladiri Peencak Silat yang belakangan
banyak dipelajari berbagai kalangan di luar negeri. Tak heran olah raga ini pun
kian popular di seantero jagad. Bahkan, di sejumlah Negara, kini sudah berdiri
perguruan atau padepokan pencak silat cabang dari Indonesia. Salah satu gudang
dan lumbung atlet silat itu adalah Garut. Di wilayah priangan dan Jawa Barat umumnya,
Garut dikenal sebagai penghasil Atlet Pencak silat yang mendunia. Pasalnya,
banyak diantara Atlet asal Garut tersebut berhasil meraih juara dalam berbagai
kompetisi yang digelar di mancanegara.
Nah, untuk lebih
memotivasi para atlet silat di berbagai padepokan, Belum Lama ini Bupati Garut Rudy Gunawan menyambangi
padepokan Pencak silat Panglipur. Kunjungan Bupati Garut merupakan rangkaian
kegiatan pembukaan akses jalan baru dari pemakaman astana kalapa ke pemakaman
astana tegalnyanda dimana di makam tersebut merupakan makam Abah Aleh dan
Anaknya Ibu Rd. Hj. Enny Rukmini Sekarningrat - pendiri Padepokan Pencaksilat
Panglipur – sepanjang ± 1.500 m lebar 3,5 m, yang tadinya merupakan jalan
setapak sekarang telah menjadi jalan desa.
Menurut bupati
Garut Rudy Gunawan , pencak silat, khususnya padepokan silat Panglipur telah
banyak berkontribusi mengharumkan nama Indonesia dan Kabupaten Garut khususnya.
Itu sebabnya, Pemkab Garut terus berupaya melestarikan pencak silat dan
padepokan yang ada.
“Saya berharap
padepokan silat Panglipur terus menjadi pioneer dalam melestarikan silat
sebagai sebuah kebanggan masyarakat Garut. Terlebih Panglipur sudah dikenal di
banyak Negara karena pesilatnya mampu meraih prestasi yang membanggakan,” kata
Bupati Rudy.
Sementara warga
setempat merasa tersanjung atas kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Garut.
Tak heran, kehadiran Bupati Rudy Gunawan disambut gegap gempita masyarakat
sekitar Padepokan silat Panglipur.
“Atas nama
msayarakat dan warga padepokan kami mengucapkan terimakasih atas kehadiran
bupati. Semoga silaturahmi ini bisa memotivasi kami untuk konsisten dalam
melestarikan dan mengembangkan silat,” kata H Asep Dedi sesepuh di Padepokan
Panglipur.
Perlu
diketahui, Perguruan Pencak Silat Panglipur memiliki sejarah yang panjang. Padepokan
silat ini didirikan pada tahun 1909 oleh Abah Aleh.
Abah
Aleh sangat piawai dan mumpuni dalam ilmu silatnya. Beliau mampu memadukan gaya
berbagai aliran yang diperolehnya dari berbagai tokoh silat terkemuka yang
merupakan guru Beliau. Mereka diantaranya Raden Agus yang mengajarkan aliran Cimande
Kampung Baru, Haji Bajuri yang mengajarkan Tepak Dua Cimande dan Sipecut,
Gan UU mengajarkan rangkaian Jalan Cikalong, Rd. Enggah Ahmad
mengajarkan rangkaian gerak Jalan Muka, Rd. Kosasih mengajarkan Ulin
Sabandar, Jurus Si Pitung dan lima rangkaian Jurus Alip Bandul,
Rd. Husen Nataningrat mengajarkan permainan Bojong Herang, serta banyak
lagi tokoh silat lainnya yang membimbing Beliau dalam menuntut ilmu silat.
Pada
1974 Abah Aleh menunjuk kepada putri keempatnya Rd. Hj. Enny Rukmini
Sekarningrat sebagai Pimpinan penerus HPS Panglipur, serta kepada murid
seniornya untuk meneruskan perjuangannya dalam mengurus dan mengembangkan HPS
Panglipur. Ketika Rd. Hj. Enny Rukmini meninggal, kepengurusan yang berada di
Garut diserahkan kepada Kang Cecep Arif Rahman.
Himpunan
Pencak Silat (HPS) Panglipur, dari tahun 1986, mulai membuka diri sebagai suatu
perguruan yang mengembangkan serta mempromosikan keilmuannya hingga ke
mancanegara dan berusaha mengkreasikan suatu bentuk seni beladiri yang tetap
menjaga tradisi, namun tidak menutup diri terhadap inovasi yang lebih modern.
Sejak
Festival BERSI di Prancis, banyak negara-negara lain tertarik untuk
mengembangkan pencak silat di negaranya. Di Festival BERSI saja, pencak silat
selalu menjadi tiga besar bersama Kungfu Shaolin dari China dan Tae Kwondo dari
Korea. Di Prancis, Panglipur sudah memiliki cabang. Juga di Swiss, Belanda,
Amerika Serikat, Austria, dan kini yang terbaru adalah Italia. Belum lagi di
negara-negara ASEAN. Inggris pun meminta Panglipur membuka cabang di negaranya.
Sampai saat ini, Panglipur sudah memiliki 30 cabang di luar Indonesia.
Kini, Panglipur eksis melebarkan sayap di
mancanegara, bukan hanya memperkenalkan bela diri pencak silat, namun juga
sebagai duta budaya Indonesia, dimana terdapat beribu kebudayaan yang harus
dipertahankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar