Sabtu, 22 Agustus 2015

BUPATI GARUT SAMBANGI PADEPOKAN SILAT PANGLIPUR



BUPATI GARUT SAMBANGI PADEPOKAN SILAT PANGLIPUR




Garut,
Tak bisa dipungkiri pencak silat merupakan salah satu tradisi asli Indonesia yang kini sudah mendunia. Silat dikenal masyarakat sebagai  seni beladiri Peencak Silat yang belakangan banyak dipelajari berbagai kalangan di luar negeri. Tak heran olah raga ini pun kian popular di seantero jagad. Bahkan, di sejumlah Negara, kini sudah berdiri perguruan atau padepokan pencak silat cabang dari Indonesia. Salah satu gudang dan lumbung atlet silat itu adalah Garut. Di wilayah priangan dan Jawa Barat umumnya, Garut dikenal sebagai penghasil Atlet Pencak silat yang mendunia. Pasalnya, banyak diantara Atlet asal Garut tersebut berhasil meraih juara dalam berbagai kompetisi yang digelar di  mancanegara.
Nah, untuk lebih memotivasi para atlet silat di berbagai padepokan, Belum Lama ini  Bupati Garut Rudy Gunawan menyambangi padepokan Pencak silat Panglipur. Kunjungan Bupati Garut merupakan rangkaian kegiatan pembukaan akses jalan baru dari pemakaman astana kalapa ke pemakaman astana tegalnyanda dimana di makam tersebut merupakan makam Abah Aleh dan Anaknya Ibu Rd. Hj. Enny Rukmini Sekarningrat - pendiri Padepokan Pencaksilat Panglipur – sepanjang ± 1.500 m lebar 3,5 m, yang tadinya merupakan jalan setapak sekarang telah menjadi jalan desa.
Menurut bupati Garut Rudy Gunawan , pencak silat, khususnya padepokan silat Panglipur telah banyak berkontribusi mengharumkan nama Indonesia dan Kabupaten Garut khususnya. Itu sebabnya, Pemkab Garut terus berupaya melestarikan pencak silat dan padepokan yang ada.
“Saya berharap padepokan silat Panglipur terus menjadi pioneer dalam melestarikan silat sebagai sebuah kebanggan masyarakat Garut. Terlebih Panglipur sudah dikenal di banyak Negara karena pesilatnya mampu meraih prestasi yang membanggakan,” kata Bupati Rudy.
Sementara warga setempat merasa tersanjung atas kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Garut. Tak heran, kehadiran Bupati Rudy Gunawan disambut gegap gempita masyarakat sekitar Padepokan silat Panglipur.
“Atas nama msayarakat dan warga padepokan kami mengucapkan terimakasih atas kehadiran bupati. Semoga silaturahmi ini bisa memotivasi kami untuk konsisten dalam melestarikan dan mengembangkan silat,” kata H Asep Dedi sesepuh di Padepokan Panglipur.   
Perlu diketahui, Perguruan Pencak Silat Panglipur memiliki sejarah yang panjang. Padepokan silat ini didirikan pada tahun 1909 oleh Abah Aleh.
Abah Aleh sangat piawai dan mumpuni dalam ilmu silatnya. Beliau mampu memadukan gaya berbagai aliran yang diperolehnya dari berbagai tokoh silat terkemuka yang merupakan guru Beliau. Mereka diantaranya Raden Agus yang mengajarkan aliran Cimande Kampung Baru, Haji Bajuri yang mengajarkan Tepak Dua Cimande dan Sipecut, Gan UU mengajarkan rangkaian Jalan Cikalong, Rd. Enggah Ahmad mengajarkan rangkaian gerak Jalan Muka, Rd. Kosasih mengajarkan Ulin Sabandar, Jurus Si Pitung dan lima rangkaian Jurus Alip Bandul, Rd. Husen Nataningrat mengajarkan permainan Bojong Herang, serta banyak lagi tokoh silat lainnya yang membimbing Beliau dalam menuntut ilmu silat.
Pada 1974 Abah Aleh menunjuk kepada putri keempatnya Rd. Hj. Enny Rukmini Sekarningrat sebagai Pimpinan penerus HPS Panglipur, serta kepada murid seniornya untuk meneruskan perjuangannya dalam mengurus dan mengembangkan HPS Panglipur. Ketika Rd. Hj. Enny Rukmini meninggal, kepengurusan yang berada di Garut diserahkan kepada Kang Cecep Arif Rahman.
Himpunan Pencak Silat (HPS) Panglipur, dari tahun 1986, mulai membuka diri sebagai suatu perguruan yang mengembangkan serta mempromosikan keilmuannya hingga ke mancanegara dan berusaha mengkreasikan suatu bentuk seni beladiri yang tetap menjaga tradisi, namun tidak menutup diri terhadap inovasi yang lebih modern.
Sejak Festival BERSI di Prancis, banyak negara-negara lain tertarik untuk mengembangkan pencak silat di negaranya. Di Festival BERSI saja, pencak silat selalu menjadi tiga besar bersama Kungfu Shaolin dari China dan Tae Kwondo dari Korea. Di Prancis, Panglipur sudah memiliki cabang. Juga di Swiss, Belanda, Amerika Serikat, Austria, dan kini yang terbaru adalah Italia. Belum lagi di negara-negara ASEAN. Inggris pun meminta Panglipur membuka cabang di negaranya. Sampai saat ini, Panglipur sudah memiliki 30 cabang di luar Indonesia.
Kini, Panglipur eksis melebarkan sayap di mancanegara, bukan hanya memperkenalkan bela diri pencak silat, namun juga sebagai duta budaya Indonesia, dimana terdapat beribu kebudayaan yang harus dipertahankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar